Atianews.com // Palembang – Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Dukung dan Bela (Garda) Prabowo Sumatera Selatan (Sumsel) gelar aksi demo di Depan Halaman Markas Polda Sumsel, Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Kemuning Kota Palembang, Jum’at (16/5/2025).
Aksi tersebut digelar terkait adanya dugaan Pungutan Liar (Pungli) oleh PT Pelabuhan indonesia (Pelindo) Regional 2 Palembang dalam pengawalan Tongkang Batu Bara yang melintas di Sungai Musi.
Hal ini diungkap oleh Ketua Satgasus Garda Prabowo DKD Sumsel, Feriyandi SHDM yang mengatakan bahwa Tugboat milik PT Pelindo menarik tongkang Batubara mulai dari musi 6 sampai menuju jembatan ampera lanjut musi 4, Setelah itu berganti Tugboat milik agen kapal yang sudah bekerja sama dengan pemilik batubara dengan di kawal Speedboat bertuliskan PILOT.
“Diduga Agen kapal dan pemilik batubara tersebut setoran Rp 80 juta ke PT Pelindo persekali trip ngolong di bawah jembatan ampera,” katanya.
Ia beberkan bahwa diperkirakan kebocoran dan pungli yang dilakukan Pelindo melalui setoran, 20 sampai 25 trip tongkang lewat jembatan Ampera.
“Jika 20 trip saja dikalikan Rp 80 juta maka Rp 2,4 miliar per hari yang disetorkan ke PT Pelindo. Diduga uang tersebut dinikmati segelintir orang dan dibagi-bagi ke pejabat yang ada di Sumsel,” bebernya Feri.
Lanjut Feri ungkapkan bahwa dugaan indikasi korupsi terkait pengawalan Batu Bara di Pelindo masih menjadi isu yang ramai dibicarakan.
“Sebagai salah satu Perusahaan Pelabuhan milik negara, Pelindo memiliki peran penting dalam pengawasan dan pengelolaan Batu Bara yang diangkut melalui pelabuhan. Oleh karena itu korupsi dalam sektor ini dapat mengakibatkan kerugian keuangan negara dan mengganggu stabilitas ekonomi,” ungkapnya.
Berdasarkan Hasil investigasi dilapangan oleh Garda Prabowo Sumsel, dugaan Pungli tersebut sudah berlangsung selama 15 Tahun, oleh karena itu pihaknya meminta monitoring KPK RI zona 2 (dua) sumsel untuk melakukan investigasi ke PT Pelindo (Persero) Regional 2 Palembang yang diduga uang uang pungli tersebut di peruntukan untuk siapa dan untuk apa?
“Kami meminta PT Pelindo (Persero) Regional 2 Palembang untuk memberikan jawaban ke kantor Garda Prabowo sesuai alamat yang sudah tertera. Apabila 3x 24 jam tidak memberikan jawaban kami akan merekomendasikan laporan tersebut ke KPK RI terkait dugaan pungli yang sudah berlangsung lama di sungai musi,” tegasnya Feri.
“Kami melihat dengan kasat mata adanya tugboat-tugboat Pelindo yang mengawal Batu Bara tersebut di perairan sungai musi. Diduga uang pungli tersebut selama rentan 15 tahun mencapai 1 triliun, hasil akumulasi tim investigasi satgasus garda prabowo di lapangan,” tambahnya.
Melalui aksi ini, pihaknya meminta Presiden RI untuk mengevaluasi kinerja PT Pelindo (Persero) Regional 2 palembang yang diduga menyalahgunakan kewenangan dan jabatan.
“Hasil investigasi kita, untuk PAD kota palembang tidak pernah terlaksana, akibat ada oknum yang mengakomodir terkait tentang pungli dan suap gratifikasi yang diduga Pelindo melakukan pugutan angkutan Batu Bara yang melewati sungai musi dan melakukan pengawalan dengan dalil untuk pengamanan angkutan agar tidak tersenggol jembatan ampera,” terangnya Feri.
Pada tahun 2013 satu tongkang Batu Bara membayar sebesar Rp 25.000.000 per satu kali lewat, sekarang mencapai 80.000.000 persatukali lewat, dalam kurun waktu 11 Tahun dari Tahun 2014-2025.
“Oleh karena itu kami meminta Polda Sumatera Selatan untuk mengusut tuntas diduga banyak pejabat di sumsel yang diduga menerima gratifikasi dan pungli dari PT Krakatau Bandar Samudra, PT Penajam Internasional dan PT Pelindo,” ucapnya Feri.
Sementara salah satu Orator dalam aksi tersebut, Dian HS menuntut Polda Sumsel, mampukah menangkap dan mengungkap dugaan Pungli dalam pengawalan Batu Bara yang melintas di perairan sungai Musi.
“Dengan adanya dugaan Pungli ini, pelakunya bukan premaniame, tetepi mafia, karena yang dirugikan bukan hanya 1 dan 2 orang, melainkan seluruh masyarakat Sumsel khususnya yang mempunyai tempat tinggal di pinggiran sungai musi, karena adanya pengangkutan Batu Bara tersebut,” tutupnya Dian (Zul).